Rabu, 15 Februari 2012

Soal Pembubaran, Hizbut Tahrir Bela FPI

Banyak underbouw parpol yang melakukan kekerasan, tapi dibiarkan saja.

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyatakan tak setuju dengan aksi kekerasan yang kerap dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI). Namun, mereka menolak pembubaran ormas pimpinan Habib Rizieq itu.

"Hizbut Tahrir pada satu sisi memang tidak setuju dengan kekerasan, tapi kalau FPI dibubarkan dengan alasan kekerasan kami tidak setuju," ujar Ketua Umum HTI, Muhammad Rahmat Kurnia di Jakarta, Rabu 15 Februari 2012.

Menurut dia, ada sejumlah alasan yang membuat HTI tak sependapat dengan desakan pembubaran FPI. Pertama, Rahmat mempertanyakan kelompok yang menolak FPI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 11 Februari 2012. "Kan penggeraknya gembong narkoba itu," ujar dia.

Alasan kedua, aksi kekerasan tidak menjadi monopoli FPI saja. Organisasi lain, kata dia, juga sering melakukan kekerasan. "Banyak yang melakukan kekerasan. Termasuk underbouw dari partai-partai politik, banyak melakukan tindak kekerasan tapi dibiarkan," katanya.

Apalagi, lanjut Rahmat, FPI hanya melakukan kekerasan terhadap kemaksiatan. Itu pun setelah berkoordinasi dengan polisi. "Meminta polisi dengan memberikan surat. Satu, dua, tiga kali tidak ditanggapi, baru turun. Ini yang dilakukan karena tidak adanya respon dari pihak yang berwajib atau keamanan," ujar dia.

"Jadi, menurut saya, desakan pembubaran itu sangat tidak bisa diterima. Itu lebih kepada upaya untuk melegalkan kemaksiatan."

FPI, tambah Rahmat, juga sudah banyak berubah daripada tahun-tahun sebelumnya. Ormas ini, katanya, telah mengalami perkembangan dan bertambah intelek.

"Oleh karena itu, menurut saya, yang harus direm itu hentikan isu pembubaran. Karena ini hanya momentum kasus Kalimantan. Ini momentum yang diangkat untuk membubarkan ormas, karena ini sudah dari dulu. Kalau tidak, ini saya lihat eskalasinya akan meningkat. Kenapa? Pasti nanti akan ada perlawanan dari internal FPI."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar